Senin, 30 Mei 2016

Konsep Tuhan


Kehadiran Tuhan dalam kehidupan manusia adalah mutlak, karena tak mungkin ada manusia yang tidak bertuhan. Sekalipun ateis, mereka tentu memiliki tuhan, seperti tuhan nafsu, dan lain sebagainya. Jika dilihat dari segi bahasa, tuhan adalah sesuatu yang disembah atau diibadahi. Tuhan dalam bahasa arab disebut dengan illah, Ragib al-ashfahani menjelaskan bahwa ilah adalah ‘abid atau ma’bud, yaitu sesuatu yang disembah. Maka apapun yang menjadi sesembahan manusia ataupun yang diibadahi, ia akan menjadi tuhannya manusia. Ia yang disembah manusia, akan menjadi illahnya manusia. Sehingga perlu ditanya diri kita, siapakah illah kita? Ketidak mampuan manusia dan ketidak sempurnaannya, membuatnya menggantungkan harapan pada sesuatu, yaitu Tuhan.

Lalu sebenarnya siapa tuhan? Apakah hawa nafsu kita? Akal kita? Atau apa?. Inilah pentingnya bagi kita untuk mengerti konsep Tuhan sebagai seorang muslim, agar tidak keliru memahami Tuhan. Konsep Tuhan dalam islam adalah “laa ilaaha illaLlah” tidak ada tuhan selain Allah, yaitu meniadakan illah atau sesembahan yang lain selain Allah. Maka hati dan fikiran harus dibersihkan, dan meluruskan penyembahan kita hanya kepada Allah yang satu-satunya Illah, yang patut disembah.
Perjalanan dakwah Rasulullah selama 23 tahun, 10 tahun pertama di Mekkah yang Rasullullah dakwahkan adalah risalah tauhid untuk meniadakan illah selain Allah. Hal ini sebagaimana dijelaskan oleh Muhammad Abdulloh bin Wahab dalam usulu salasah. Dengan kata lain, pondasi yang pertama kali dikuatkan oleh Rasulullah adalah konsep ketuhanan yaitu risalah tauhid. Ini menandakan penting dan urgent nya bagi seorang muslim untuk memahami siapa yang pantas disembah.
Ibnul Qayyim al-Jauziyah menjelaskan “salah satu tanda sukses di akhir perjalan, adalah kembali kepada Allah di awal perjalanan”. Allah adalah tempat keberangkatan pertama yang menentukan sukses atau tidaknya seorang manusia, utamanya seorang muslim. Maka bagi seorang muslim, jangan sampai kita dikuasai oleh illah-illah yang tidak pantas kita sembah. Tidak pantas kita memuja sesuatu dengan kecintaan kita kepadanya, berharap dan takut kepadanya, selain dari menggantungkan segalanya kepada Allah ta’ala semata. Jangan sampai kita menuhankan hawa nafsu, harta, tahta, dan sebagainya yang tidak pantas dipertuhankan.
Apabila sesuatu yang kita senangi, hobi yang kita senangi, sudah mengalahkan ketaatan kita kepada Allah, maka kita telah menuhankan sesuatu yang kita senangi tersebut. Ini merupakan konsep ketuhanan yang salah, lebih mendahulukan apa yang disenangi daripada perintah Allah ta’ala. Tak heran jika kita sering mendengar “Hidup dan matiku untuk Persib”, “Jiwa ragaku untuk persib”, atau kata-kata lain yang sering kita dengar untuk menggadaikan apa yang kita miliki demi sesuatu yang kita cintai. Dengan kata lain, kita perlu memurnikan kecintaan kita hanya kepada Allah ta’ala. Bukan berarti kita tidak boleh menyenangi sesuatu, tetapi kecintaan kita terhadap sesuatu jangan sampai mengalahkan kecintaan kita kepada Allah ta’ala.
Semua umat islam di dunia hanya punya satu nama untuk illah kita, yaitu Allah semata. Baik dimana pun muslim berada, Allah lah illah mereka. Berbeda dengan agama lain, yang
masih berbeda paham dalam agamanya sendiri tentang siapa nama tuhan mereka. Islam secara jelas dan terang benderang menerangkan konsep ketuhanan dalam islam “qul huwaLlahu ahad”, bahwa Allah itu satu, tidak beranak dan tidak pula diperanakkan. Tidak ada konsep trinitas, atau tiga sama dengan satu atau satu sama dengan tiga. Allah hanya satu, tidak memiliki anak ataupun orangtua.
Konsep ketuhanan dalam islam itulah yang paling rasional dan dapat diterima oleh akal manusia. Ajaran islam bukan sesuatu yang dirasionalkan, tetapi memang telah rasional dan dapat diterima akal manusia. Inilah konsep ketuhanan yang sempurna, yang tidak akan ditemukan dalam agama yang lain. Perbedaan konsep ketuhanan inilah yang menjadi batas kita dengan mereka (baca:non muslim), tidak mungkin semua agama benar dan semua menuju tuhan, jika konsep ketuhanannya saja sudah berbeda.
Sebagai seorang muslim, kita harus meyakini bahwa Islamlah yang benar dan islamlah yang selamat dari jilatan api neraka. Sehingga hari ini kita perlu membersihkan diri dari illah- illah yang lain, dan menyembah Allah semata, Rabb semesta alam. Konsep ketuhanan ini adalah buah dari wahyu Allah, bukan hasil olah pikir manusia. Karena demikianlah konsep ketuhanan, bersumber dari wahyu ta’ala, bukan hasil pemikiran manusia.
Wallahua’lam.

0 komentar:

Posting Komentar