Kehadiran Tuhan
dalam kehidupan manusia adalah mutlak, karena tak mungkin ada manusia yang
tidak bertuhan. Sekalipun ateis, mereka tentu memiliki tuhan, seperti tuhan
nafsu, dan lain sebagainya. Jika dilihat dari segi bahasa, tuhan adalah sesuatu
yang disembah atau diibadahi. Tuhan dalam bahasa arab disebut dengan illah,
Ragib al-ashfahani menjelaskan bahwa ilah adalah ‘abid atau ma’bud, yaitu
sesuatu yang disembah. Maka apapun yang menjadi sesembahan manusia ataupun yang
diibadahi, ia akan menjadi tuhannya manusia. Ia yang disembah manusia, akan
menjadi illahnya manusia. Sehingga perlu ditanya diri kita, siapakah illah
kita? Ketidak mampuan manusia dan ketidak sempurnaannya, membuatnya
menggantungkan harapan pada sesuatu, yaitu Tuhan.
Lalu sebenarnya
siapa tuhan? Apakah hawa nafsu kita? Akal kita? Atau apa?. Inilah pentingnya
bagi kita untuk mengerti konsep Tuhan sebagai seorang muslim, agar tidak keliru
memahami Tuhan. Konsep Tuhan dalam islam adalah “laa ilaaha illaLlah” tidak ada
tuhan selain Allah, yaitu meniadakan illah atau sesembahan yang lain selain
Allah. Maka hati dan fikiran harus dibersihkan, dan meluruskan penyembahan kita
hanya kepada Allah yang satu-satunya Illah, yang patut disembah.
Perjalanan
dakwah Rasulullah selama 23 tahun, 10 tahun pertama di Mekkah yang Rasullullah
dakwahkan adalah risalah tauhid untuk meniadakan illah selain Allah. Hal ini
sebagaimana dijelaskan oleh Muhammad Abdulloh bin Wahab dalam usulu salasah.
Dengan kata lain, pondasi yang pertama kali dikuatkan oleh Rasulullah adalah
konsep ketuhanan yaitu risalah tauhid. Ini menandakan penting dan urgent nya
bagi seorang muslim untuk memahami siapa yang pantas disembah.
Ibnul Qayyim
al-Jauziyah menjelaskan “salah satu tanda sukses di akhir perjalan, adalah
kembali kepada Allah di awal perjalanan”. Allah adalah tempat keberangkatan
pertama yang menentukan sukses atau tidaknya seorang manusia, utamanya seorang
muslim. Maka bagi seorang muslim, jangan sampai kita dikuasai oleh illah-illah
yang tidak pantas kita sembah. Tidak pantas kita memuja sesuatu dengan
kecintaan kita kepadanya, berharap dan takut kepadanya, selain dari
menggantungkan segalanya kepada Allah ta’ala semata. Jangan sampai kita
menuhankan hawa nafsu, harta, tahta, dan sebagainya yang tidak pantas
dipertuhankan.
Apabila sesuatu
yang kita senangi, hobi yang kita senangi, sudah mengalahkan ketaatan kita
kepada Allah, maka kita telah menuhankan sesuatu yang kita senangi tersebut.
Ini merupakan konsep ketuhanan yang salah, lebih mendahulukan apa yang
disenangi daripada perintah Allah ta’ala. Tak heran jika kita sering mendengar
“Hidup dan matiku untuk Persib”, “Jiwa ragaku untuk persib”, atau kata-kata
lain yang sering kita dengar untuk menggadaikan apa yang kita miliki demi
sesuatu yang kita cintai. Dengan kata lain, kita perlu memurnikan kecintaan
kita hanya kepada Allah ta’ala. Bukan berarti kita tidak boleh menyenangi
sesuatu, tetapi kecintaan kita terhadap sesuatu jangan sampai mengalahkan
kecintaan kita kepada Allah ta’ala.
Semua umat
islam di dunia hanya punya satu nama untuk illah kita, yaitu Allah semata. Baik
dimana pun muslim berada, Allah lah illah mereka. Berbeda dengan agama lain,
yang
masih berbeda paham dalam agamanya sendiri tentang siapa nama tuhan mereka. Islam secara jelas dan terang benderang menerangkan konsep ketuhanan dalam islam “qul huwaLlahu ahad”, bahwa Allah itu satu, tidak beranak dan tidak pula diperanakkan. Tidak ada konsep trinitas, atau tiga sama dengan satu atau satu sama dengan tiga. Allah hanya satu, tidak memiliki anak ataupun orangtua.
masih berbeda paham dalam agamanya sendiri tentang siapa nama tuhan mereka. Islam secara jelas dan terang benderang menerangkan konsep ketuhanan dalam islam “qul huwaLlahu ahad”, bahwa Allah itu satu, tidak beranak dan tidak pula diperanakkan. Tidak ada konsep trinitas, atau tiga sama dengan satu atau satu sama dengan tiga. Allah hanya satu, tidak memiliki anak ataupun orangtua.
Konsep
ketuhanan dalam islam itulah yang paling rasional dan dapat diterima oleh akal
manusia. Ajaran islam bukan sesuatu yang dirasionalkan, tetapi memang telah
rasional dan dapat diterima akal manusia. Inilah konsep ketuhanan yang
sempurna, yang tidak akan ditemukan dalam agama yang lain. Perbedaan konsep
ketuhanan inilah yang menjadi batas kita dengan mereka (baca:non muslim), tidak
mungkin semua agama benar dan semua menuju tuhan, jika konsep ketuhanannya saja
sudah berbeda.
Sebagai seorang
muslim, kita harus meyakini bahwa Islamlah yang benar dan islamlah yang selamat
dari jilatan api neraka. Sehingga hari ini kita perlu membersihkan diri dari
illah- illah yang lain, dan menyembah Allah semata, Rabb semesta alam. Konsep
ketuhanan ini adalah buah dari wahyu Allah, bukan hasil olah pikir manusia.
Karena demikianlah konsep ketuhanan, bersumber dari wahyu ta’ala, bukan hasil
pemikiran manusia.
Wallahua’lam.
0 komentar:
Posting Komentar