Berbeda dengan islam, manusia dalam
sudut pandang Kristen adalah makhluk yang terlahir ke dunia membawa dosa asal.
Sedangkan menurut hindu dan Budha, manusia untuk mencapai derajat mulia harus
menyatu dengan alam. Hal ini tentu berbeda dengan konsep manusia dalam islam,
dimana manusia terlahir dalam keadaan yang suci dan mulia. Amal dan ketaqwaan
lah yang akan membedakan derajat manusia di hadapan Tuhannya.
Fitrah manusia terdiri dari Quwwatus
al-aql, quwwatus syahwat, dan quwwatul ghadab. Ketiga komponen ini harus
betul-betul optimal, sehingga kita tidak terjerumus dalam kehinaan. Akal dan
syahwat tentunya harus dipandu dan dibina oleh iman. Jika hanya mengandalkan
akal saja, maka kita akan menuhankan kerasionalan dan terjatuh dalam jurang
kemaksitan. Begitupun saat kita menjadikan syahwat sebagai ruh diri, maka kita
hanya akan menuhankan kesenangan dunia semata, hingga melupakan akhirat yang
kekal.
Manusia diberi pula nafsu, baik itu
nafsu al-ammarah ataupun nafsu al-muthmainnah. Pengelolaan nafsu yang baik akan
menghasilkan pribadi yang baik. Sehingga konsep manusia dalam islam tidak hanya
berbicara bagaimana mengelola fisik, tetapi juga mengelola nafsu yang dimiliki,
agar ditempatkan pada tempat yang seharusnya. Bukan malah menjadikan nafsu
sebagai ruh dalam setiap langkah dan tindakan.
Bagian terpenting dalam diri manusia
adalah al-Qalb atau hati. Rasulullah saw. sendiri mengingatkan bahwa ada
segumpal daging yang jika ia baik maka baiklah seluruh jasadnya. Namun jika ia
buruk, maka buruklah seluruh jasadnya, dialah hati sang raja diri. Hati yang
memimpin diri menuju iman atau kuffar. Ia terdiri dari elemen rasa dan rasio,
yang kelak membimbing diri menuju Rabb semesta alam. Tarbiyyatul qolbi adalah
pendidikan hati yang paling penting, satu aspek yang paling utama dalam konsep
manusia.
Allah Swt. dalam firmanNya
menegaskan bahwa fungsi manusia di muka bumi adalah sebagai seorang khalifah.
Manusia memiliki fungsi kepanjangan tangan Allah ta’ala dalam menjaga bumi dan
menegakkan risalahnya. Khalifah ini pun berperan dalam pengelolaan dan
pemberdayaan manusia, untuk tegaknya islam sebagai rahmatan lil ‘alamin.
Terakhir, manusia memiliki kewajiban untuk mengoptimalkan akal, sehingga
tercapai tujuan terciptanya manusia sebagai khalifah di muka bumi.
Konsep manusia dalam islam,
memandang manusia sebagai makhluk yang mulia selama ia menjaga kemuliaannya.
Ketika kita mengenal diri kita, maka kita akan mengenal pula Rabb kita. Membina
diri dalam balutan iman dan taqwa adalah keharusan untuk mencapai derajat
kemuliaan di sisiNya. Saat manusia lupa hakikat dirinya, maka ia akan terjebak
pada jurang kemaksiatan, yang akan menjauhkan dirinya dari Rabb semesta alam.
0 komentar:
Posting Komentar