Senin, 30 Mei 2016

KONSEP MANUSIA


         
   Manusia dalam pandangan islam merupakan makhluk bi-dimensional yang diciptakan sebagai khalifah di Muka Bumi. Manusia terlahir dalam keadaan fitrah atau suci. Ia tersusun atas unsur jasad fisik dan ruhani, dimana keduanya sama-sama penting dalam membangun pribadi yang paripurna. Keduanya tak bias dipisahkan, tetapi harus saling membangun dan berkaitan. Jika hanya fisiknya saja yang baik tanpa dibareni dengan kualitas ruhani yang baik, maka binasalah nilai hakiki dari seorang manusia.

            Berbeda dengan islam, manusia dalam sudut pandang Kristen adalah makhluk yang terlahir ke dunia membawa dosa asal. Sedangkan menurut hindu dan Budha, manusia untuk mencapai derajat mulia harus menyatu dengan alam. Hal ini tentu berbeda dengan konsep manusia dalam islam, dimana manusia terlahir dalam keadaan yang suci dan mulia. Amal dan ketaqwaan lah yang akan membedakan derajat manusia di hadapan Tuhannya.
            Fitrah manusia terdiri dari Quwwatus al-aql, quwwatus syahwat, dan quwwatul ghadab. Ketiga komponen ini harus betul-betul optimal, sehingga kita tidak terjerumus dalam kehinaan. Akal dan syahwat tentunya harus dipandu dan dibina oleh iman. Jika hanya mengandalkan akal saja, maka kita akan menuhankan kerasionalan dan terjatuh dalam jurang kemaksitan. Begitupun saat kita menjadikan syahwat sebagai ruh diri, maka kita hanya akan menuhankan kesenangan dunia semata, hingga melupakan akhirat yang kekal.
            Manusia diberi pula nafsu, baik itu nafsu al-ammarah ataupun nafsu al-muthmainnah. Pengelolaan nafsu yang baik akan menghasilkan pribadi yang baik. Sehingga konsep manusia dalam islam tidak hanya berbicara bagaimana mengelola fisik, tetapi juga mengelola nafsu yang dimiliki, agar ditempatkan pada tempat yang seharusnya. Bukan malah menjadikan nafsu sebagai ruh dalam setiap langkah dan tindakan.
            Bagian terpenting dalam diri manusia adalah al-Qalb atau hati. Rasulullah saw. sendiri mengingatkan bahwa ada segumpal daging yang jika ia baik maka baiklah seluruh jasadnya. Namun jika ia buruk, maka buruklah seluruh jasadnya, dialah hati sang raja diri. Hati yang memimpin diri menuju iman atau kuffar. Ia terdiri dari elemen rasa dan rasio, yang kelak membimbing diri menuju Rabb semesta alam. Tarbiyyatul qolbi adalah pendidikan hati yang paling penting, satu aspek yang paling utama dalam konsep manusia.
            Allah Swt. dalam firmanNya menegaskan bahwa fungsi manusia di muka bumi adalah sebagai seorang khalifah. Manusia memiliki fungsi kepanjangan tangan Allah ta’ala dalam menjaga bumi dan menegakkan risalahnya. Khalifah ini pun berperan dalam pengelolaan dan pemberdayaan manusia, untuk tegaknya islam sebagai rahmatan lil ‘alamin. Terakhir, manusia memiliki kewajiban untuk mengoptimalkan akal, sehingga tercapai tujuan terciptanya manusia sebagai khalifah di muka bumi.
            Konsep manusia dalam islam, memandang manusia sebagai makhluk yang mulia selama ia menjaga kemuliaannya. Ketika kita mengenal diri kita, maka kita akan mengenal pula Rabb kita. Membina diri dalam balutan iman dan taqwa adalah keharusan untuk mencapai derajat kemuliaan di sisiNya. Saat manusia lupa hakikat dirinya, maka ia akan terjebak pada jurang kemaksiatan, yang akan menjauhkan dirinya dari Rabb semesta alam.

0 komentar:

Posting Komentar