Kehadiran Tuhan
dalam kehidupan manusia adalah mutlak, karena tak mungkin ada manusia yang
tidak bertuhan. Sekalipun ateis, mereka tentu memiliki tuhan, seperti tuhan
nafsu, dan lain sebagainya. Jika dilihat dari segi bahasa, tuhan adalah sesuatu
yang disembah atau diibadahi. Tuhan dalam bahasa arab disebut dengan illah,
Ragib al-ashfahani menjelaskan bahwa ilah adalah ‘abid atau ma’bud, yaitu
sesuatu yang disembah. Maka apapun yang menjadi sesembahan manusia ataupun yang
diibadahi, ia akan menjadi tuhannya manusia. Ia yang disembah manusia, akan
menjadi illahnya manusia. Sehingga perlu ditanya diri kita, siapakah illah
kita? Ketidak mampuan manusia dan ketidak sempurnaannya, membuatnya
menggantungkan harapan pada sesuatu, yaitu Tuhan.