Senin, 07 November 2016

al-Qur'an; Petunjuk Illahi, tak pernah Membodohi!



             
 Kehidupan dunia merupakan perjalanan panjang yang penuh dengan lika-liku permasalahan dan ujian. Kehidupan selama di dunia merupakan perjalanan mempersiapkan perbekalan menuju kehidupan yang lebih abadi dan kekal di hari akhir. Saat kita lalai dalam mempersiapkan perbekalan, maka kita akan menjadi orang-orang yang celaka kelak di yaumil akhir. Sebab itu, kehidupan dunia harus dijalani dengan baik sesuai tuntunan Allah dan Rasul-Nya, agar persiapan yang kita persiapkan di dunia dapat menjadi sebaik-baik perbekalan di yaumil akhir.
           
Keberhasilan dalam menjalani kehidupan di dunia tidak akan terlepas dari petunjuk Illahi yang membimbing manusia melewati setiap permasalahan dan ujian. Seseorang yang berjalan tanpa arah dan petunjuk, pasti ia akan tersesat dan tak akan pernah sampai ke tempat tujuan. Sebuah kapal yang berlayar di lautan luas, pasti akan terombang-ambing tak jelas, jika tidak memiliki petunjuk arah yang menuntunnya ke tempat tujuan. Begitu pula kehidupan dunia, seorang manusia tidak akan pernah sampai ke tempat yang dituju (surga), jika tak memiliki petunjuk dalam menjalani kehidupan di dunia.
Islam merupakan agama yang sempurna, mengatur segala urusan manusia mulai dari bangun tidur hingga tidur kembali. Salah satu pondasi penting berdirinya agama Islam adalah al-Qur’an. Al-Qur’an adalah kalam (firman) Allah ta’ala yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw. agar menjadi petunjuk kehidupan manusia dalam menjalani kehidupannya. Syeikh Muhammad ‘Ali Ash-Shabuni dalam kitab at-tibyan fi ‘ulumil Qur’an menjelaskan definisi al-Qur’an, yaitu:
            “al-Qur’an adalah Kalam (Firman) Allah sebagai mukjizat, yang diturunkan kepada penutup para Nabi dan Rasul, dengan wasilah Jibril as. yang ditulis dalam lembaran-lembaran, yang sampai kepada kita secara muttawatir, membacanya adalah ibadah, dimulai dengan surat al-Fatihah dan ditutup dengan surat an-Nas” (Kitab at-Tibyan fi ‘ulumil Qur’an, hal. 8)
            Pengertian al-Qur’an menurut syeikh Muhammad ‘Ali Ash-Shabuni tersebut menjelaskan bahwa al-Qur’an adalam kalam Allah yang diberikan kepada Nabi Muhammad saw. sebagai mukjizat, yang melemahkan orang-orang kafir. Al-Qur’an terus terjaga kesucian dan kebenarannya selama 1400 tahun lamanya, bahkan hingga akhir zaman. Al-Qur’an tidak akan mampu ditandingi oleh siapapun, meski jika seluruh manusia paling cerdas di dunia bersatu untuk membuat yang serupa dengan al-Qur’an, atau hanya sekedar membuat satu surat yang serupa, pasti mereka tidak akan pernah mampu membuatnya. Itulah al-Qur’an, mukjizat yang Allah berikan pada Nabi Muhammad Saw., yang hingga hari ini kita dapat menyaksikan kemukjizatan al-Qur’an itu.
            Selain itu, membacanya merupakan ibadah, dimana setiap hurufnya mengandung kebaikan. Maka semakin sering kita membacanya, mempelajarinya, dan memahaminya, kita telah melakukan aktifitas ibadah yang dicatat sebagai kebaikan disisi Allah.sungguh tidak ada satu pun yang sia-sia, saat kita bermesraan dengan al-Qur’an. Karena sungguh kedekatan kita dengan al-Qur’an adalah ibadah.
Al-Qur’an merupakan sumber hukum islam yang paling utama. Setiap permasalahan atau perselisihan diantara muslim, wajib untuk merujuk dan kembali kepada al-Qur’an. Sebagaimana firman Allah ta’ala:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الْأَمْرِ مِنكُمْ ۖ فَإِن تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللَّهِ وَالرَّسُولِ إِن كُنتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ ۚ ذَٰلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلًا
             Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.” (Q.S. an-Nisa [4]: 59)
Hal ini menjelaskan kedudukan al-Qur’an yang teramat penting sebagai pondasi islam, sumber hukum yang utama. Ia pun merupakan petunjuk, penerang yang menerangi jalan manusia di dalam kehidupannya.
            Al-Qur’an merupakan petunjuk Illahi Rabbi untuk manusia mengarungi kehidupannya, membedakan antara yang halal dan haram, perintah dan larangan, dan segala urusan dalam kehidupan manusia. Inilah fungsi al-Qur’an bagi kehidupan manusia, yaitu sebagai petunjuk kehidupan. Sebagaimana firman Allah Ta’ala:
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِّنَ الْهُدَىٰ وَالْفُرْقَانِ ۚ
            Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil)” (Q.S. al-Baqarah [2]: 185)
            Firman Allah ta’ala tersebut menjelaskan fungsi dan keutamaan al-Qur’an sebagai petunjuk manusia, yang menuntun orang-orang beriman dalam kehidupannya. Dan al-Qur’an merupakan bayyinat atau penjelas, yaitu sebagai dalil dan hujjah yang jelas bagi orang-orang yang memahami dan memperhatikan. Membedakan antara yang halal dan haram, yang haq dan yang batil, sehingga kehadiran al-Qur’an memperjelas batasan-batasan yang akan menjaga manusia tetap berada di jalan yang lurus.
            Rasulullah saw. menjelaskan bahwa al-Qur’an adalah sebenar-benarnya ucapan, karena ia merupakan kalam Allah, bukan perkataan Rasul sehingga Allah yang menjamin kebenarannya hingga Akhir zaman. Rasulullah saw. bersabda:
أَصْدَقُ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللَّهِ. وَأَحْسَنُ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
            “Sebenar-benar ucapan adalah Kitabullah (al-Qur’an), dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk nabi Muhammad Saw.” (H.R. Ahmad)
Maka sebenar-benar ucapan adalah Firman Allah Ta’ala yaitu al-Qur’an.  Ia merupakan petunjuk kehidupan, saat seseorang jauh dari petunjuk itu, niscaya ia akan semakin jauh dari tempat yang dituju, atau bahkan tak pernah sampai sama sekali. Seseorang yang jauh dari al-Qur’an, tak pernah membacanya, tak pernah berusaha memahaminya, sungguh ia telah jauh dari petunjuk Illahi Rabbi yang menuntun manusia menuju kehidupan akhirat yang kekal dan abadi.
Al-Qur’an adalah Petunjuk Illahi, Tak pernah Membodohi. Ia membimbing manusia agar mampu tetap berada di jalan yang lurus, menuntun setiap langkahnya semakin dekat dengan Surga. Kedekatan kita dengan al-Qur’an adalah ibadah, dan al-Qur’an yang akan menjadi petunjuk kehidupan kita. Orang yang jauh dari al-Qur’an, sesungguhnya ia telah jauh dari petunjuk, dan ia akan semakin jauh dari jalan Allah ta’ala. Bukan al-Qur’an yang membodohi, tapi dirinyalah yang telah dibodohi dunia, hingga jauh dari Petunjuk Illahi Rabbi (al-Qur’an). Wallahua’lam bish Shawab.

0 komentar:

Posting Komentar