Islam merupakan agama yang sempurna, mengatur segala urusan manusia
mulai dari bangun tidur hingga tidur kembali. Salah satu pondasi penting
berdirinya agama Islam adalah al-Qur’an. Al-Qur’an adalah kalam (firman) Allah
ta’ala yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw. agar menjadi petunjuk
kehidupan manusia dalam menjalani kehidupannya. Syeikh Muhammad ‘Ali Ash-Shabuni
dalam kitab at-tibyan fi ‘ulumil Qur’an menjelaskan definisi al-Qur’an, yaitu:
“al-Qur’an adalah Kalam (Firman)
Allah sebagai mukjizat, yang diturunkan kepada penutup para Nabi dan Rasul,
dengan wasilah Jibril as. yang ditulis dalam lembaran-lembaran, yang sampai
kepada kita secara muttawatir, membacanya adalah ibadah, dimulai dengan surat
al-Fatihah dan ditutup dengan surat an-Nas” (Kitab at-Tibyan fi ‘ulumil
Qur’an, hal. 8)
Pengertian al-Qur’an menurut syeikh
Muhammad ‘Ali Ash-Shabuni tersebut menjelaskan bahwa al-Qur’an adalam kalam
Allah yang diberikan kepada Nabi Muhammad saw. sebagai mukjizat, yang
melemahkan orang-orang kafir. Al-Qur’an terus terjaga kesucian dan kebenarannya
selama 1400 tahun lamanya, bahkan hingga akhir zaman. Al-Qur’an tidak akan
mampu ditandingi oleh siapapun, meski jika seluruh manusia paling cerdas di
dunia bersatu untuk membuat yang serupa dengan al-Qur’an, atau hanya sekedar
membuat satu surat yang serupa, pasti mereka tidak akan pernah mampu
membuatnya. Itulah al-Qur’an, mukjizat yang Allah berikan pada Nabi Muhammad
Saw., yang hingga hari ini kita dapat menyaksikan kemukjizatan al-Qur’an itu.
Selain itu, membacanya merupakan
ibadah, dimana setiap hurufnya mengandung kebaikan. Maka semakin sering kita
membacanya, mempelajarinya, dan memahaminya, kita telah melakukan aktifitas
ibadah yang dicatat sebagai kebaikan disisi Allah.sungguh tidak ada satu pun
yang sia-sia, saat kita bermesraan dengan al-Qur’an. Karena sungguh kedekatan
kita dengan al-Qur’an adalah ibadah.
Al-Qur’an merupakan sumber hukum islam yang paling utama. Setiap
permasalahan atau perselisihan diantara muslim, wajib untuk merujuk dan kembali
kepada al-Qur’an. Sebagaimana firman Allah ta’ala:
يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي
الْأَمْرِ مِنكُمْ ۖ فَإِن تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللَّهِ
وَالرَّسُولِ إِن كُنتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ ۚ ذَٰلِكَ
خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلًا
“ Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah
Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan
pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan
Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari
kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.”
(Q.S. an-Nisa [4]: 59)
Hal
ini menjelaskan kedudukan al-Qur’an yang teramat penting sebagai pondasi islam,
sumber hukum yang utama. Ia pun merupakan petunjuk, penerang yang menerangi
jalan manusia di dalam kehidupannya.
Al-Qur’an merupakan petunjuk Illahi
Rabbi untuk manusia mengarungi kehidupannya, membedakan antara yang halal dan
haram, perintah dan larangan, dan segala urusan dalam kehidupan manusia. Inilah
fungsi al-Qur’an bagi kehidupan manusia, yaitu sebagai petunjuk kehidupan.
Sebagaimana firman Allah Ta’ala:
شَهْرُ رَمَضَانَ
الَّذِي أُنزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِّنَ الْهُدَىٰ
وَالْفُرْقَانِ ۚ
“Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan
(permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan
mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil)” (Q.S.
al-Baqarah [2]: 185)
Firman
Allah ta’ala tersebut menjelaskan fungsi dan keutamaan al-Qur’an sebagai
petunjuk manusia, yang menuntun orang-orang beriman dalam kehidupannya. Dan
al-Qur’an merupakan bayyinat atau penjelas, yaitu sebagai dalil dan
hujjah yang jelas bagi orang-orang yang memahami dan memperhatikan. Membedakan
antara yang halal dan haram, yang haq dan yang batil, sehingga kehadiran
al-Qur’an memperjelas batasan-batasan yang akan menjaga manusia tetap berada di
jalan yang lurus.
Rasulullah
saw. menjelaskan bahwa al-Qur’an adalah sebenar-benarnya ucapan, karena ia
merupakan kalam Allah, bukan perkataan Rasul sehingga Allah yang menjamin
kebenarannya hingga Akhir zaman. Rasulullah saw. bersabda:
أَصْدَقُ
الْحَدِيثِ كِتَابُ اللَّهِ. وَأَحْسَنُ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
“Sebenar-benar ucapan adalah
Kitabullah (al-Qur’an), dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk nabi Muhammad
Saw.” (H.R. Ahmad)
Maka
sebenar-benar ucapan adalah Firman Allah Ta’ala yaitu al-Qur’an. Ia merupakan petunjuk kehidupan, saat
seseorang jauh dari petunjuk itu, niscaya ia akan semakin jauh dari tempat yang
dituju, atau bahkan tak pernah sampai sama sekali. Seseorang yang jauh dari
al-Qur’an, tak pernah membacanya, tak pernah berusaha memahaminya, sungguh ia
telah jauh dari petunjuk Illahi Rabbi yang menuntun manusia menuju kehidupan
akhirat yang kekal dan abadi.
Al-Qur’an adalah Petunjuk Illahi, Tak pernah Membodohi. Ia membimbing manusia agar mampu tetap berada di jalan yang lurus,
menuntun setiap langkahnya semakin dekat dengan Surga. Kedekatan kita dengan
al-Qur’an adalah ibadah, dan al-Qur’an yang akan menjadi petunjuk kehidupan
kita. Orang yang jauh dari al-Qur’an, sesungguhnya ia telah jauh dari petunjuk,
dan ia akan semakin jauh dari jalan Allah ta’ala. Bukan al-Qur’an yang
membodohi, tapi dirinyalah yang telah dibodohi dunia, hingga jauh dari Petunjuk
Illahi Rabbi (al-Qur’an). Wallahua’lam bish Shawab.
0 komentar:
Posting Komentar