KEPEMIMPINAN
KHALIFAH UMAR BIN KHATTAB
Perekonomian
keluarganya termasuk menengah ke bawah, sejak kecil ia harus membantu ayahnya
menggembala unta dan kambing, mengangkat kayu bakar, juga menggunakan pakaian
yang sangat pendek dengan bahan yang begitu kasar. Sejak kecil Umar dididik
dengan baca tulis, puisi, berkuda, teknik pedang, dan tidak lupa dia juga
disuruh untuk menggembala kambing. Ayahnya mendidiknya dengan begitu keras,
tidak ada kompromi untuk suatu kesalahan.
Menurut
Imam al-Dzahabi, Umar bin Khattab masuk Islam pada usia 27 tahun. Ia masuk
Islam karena mendengar kebenaran ayat-ayat Allah (Q.S. Thaha: 1-8 dan Q.S.
Al-Haqqah: 42-47). Setelah masuk Islam, dialah yang paling berani membela
Islam. Dia mengikuti berbagai perang untuk membela islam, dan ia juga sangat
mengerti dan paham mengenai ajaran islam.
Umar
bin Khattab merupakan khalifah kedua setelah khalifah Abu Bakar. Abu Bakar
sadar bahwa umurnya mungkin tidak akan lama lagi, ia tidak ingin kembali
terjadi peristiwa Tsaqifah Banu Saidah. Oleh karena itu, khalifah Abu Bakar
mencari pengganti bagi dirinya. Akhirnya, Abu Bakar mengantongi calon
penggantinya yaitu Umar bin Khattab. Abu Bakar pun mengajak berdiskusi para
sahabat yang lainnya mengenai pengangkatan Umar bin Khattab sebagai
penggantinya. Abdurrahman bin ‘Auf menyatakan “Dialah yang mempunyai pandangan
yang terbaik, tetapi dia terlalu keras”. Sedangkan Utsman bin Affan mengatakan
“Isi hatinya lebih baik daripada lahirnya, tak ada orang yang seperti dia di
kalangan kita”. Berbagai pendapat pun dikemukakan oleh para sahabat. Namun,
tampak para sahabat agak keberatan dengan sikap Umar yang begitu keras. Meski
begitu, pada akhirnya Abu Bakar memutuskan untuk berwasiat bahwa penggantinya
kelak ialah Umar bin Khattab.
Umar
menangkap adanya keberatan dari sahabat Nabi terhadap sikapnya yang keras. oleh
karena itu, dalam pidato politiknya Umar berusaha meyakinkan kepada umat islam
akan kepemimpinannya, dan ternyata dengan komunikasi yang baik, Umar berhasil
meyakinkan umat islam saat itu yang kemudian mendukungnya. Berikut isi Pidato Umar bin Khattab sebagai Amirul Mukminin:
"Saya mendapat kesan, orang
merasa takut karena sikap saya yang
keras. Kata mereka Umar bersikap
demikian keras kepada kami, sementara
Rasulullah masih berada di
tengah-tengah kita, juga bersikap
keras demikian sewaktu Abu Bakr
menggantikannya. Apalagi sekarang,
kalau kekuasaan sudah di tangannya.
Benarlah orang yang berkata
begitu.
"... Ketika itu saya bersama
Rasulullah, ketika itu saya budak dan
pelayannya. Tak ada orang yang mampu
bersikap seperti Rasulullah,
begitu ramah, seperti difirmankan Allah:
Sekarang sudah datang
kepadamu seorang rasul dari
golonganmu sendiri: terasa pedih hatinya
bahwa kamu dalam penderitaan, sangat
prihatin ia terhadap kamu,
penuh kasih sayang kepada
orang-orang beriman. (Qur'an, 9:128) Di
hadapannya ketika itu saya adalah
pedang terhunus, sebelum disarungkan
atau kalau dibiarkan saya akan terus
maju. Saya masih bersama
Rasulullah sampai ia berpulang ke
rahmatullah dengan hati lega terhadap
saya. Alhamdulillah, saya pun merasa
bahagia dengan Rasulullah.
"Setelah itu datang Abu Bakr
memimpin Muslimin. Juga sudah
tidak asing lagi bagi
Saudara-saudara, sikapnya yang tenang, dermawan
dan lemah lembut. Ketika itu juga
saya pelayan dan pembantunya. Saya
gabungkan sikap keras saya dengan
kelembutannya. Juga saya adalah
pedang terhunus, sebelum disarungkan
atau kalau dibiarkan saya akan terus
maju. Saya masih bersama dia sampai
ia berpulang ke rahmatullah dengan
hati lega terhadap saya.
Alhamdulillah, saya pun merasa bahagia
dengan Abu Bakr.
"Kemudian sayalah, saya yang
akan mengurus kalian. Ketahuilah
Saudara-saudara, bahwa sikap keras
itu sekarang sudah mencair. Sikap
itu hanya terhadap orang yang
berlaku zalim dan memusuhi kaum
Muslimin. Tetapi buat orang yang
jujur, orang yang berpegang teguh
pada agama dan berlaku adil saya lebih
lembut dari mereka semua.
Saya tidak akan membiarkan orang
berbuat zalim kepada orang lain
atau melanggar hak orang lain. Pipi
orang itu akan saya letakkan di
tanah dan pipinya yang sebelah lagi
akan saya injak dengan kakiku
sampai ia mau kembali kepada
kebenaran. Sebaliknya, sikap saya yang
keras, bagi orang yang bersih dan
mau hidup sederhana, pipi saya ini
akan saya letakkan di tanah.
"Dalam beberapa hal,
Saudara-saudara berhak menegur saya.
Bawalah saya ke sana; yang perlu
Saudara-saudara perhatikan, ialah:
"Saudara-saudara berhak menegur
saya agar tidak memungut pajak
atas kalian atau apa pun yang
diberikan Allah kepada Saudara-saudara,
kecuali demi Allah; Saudara-saudara
berhak menegur saya, jika ada
sesuatu yang di tangan saya agar
tidak keluar yang tak pada tempatnya;
Saudara-saudara berhak menuntut saya
agar saya menambah penerimaan
atau penghasilan Saudara-saudara,
insya Allah, dan menutup segala
kekurangan; Saudara-saudara berhak
menuntut saya agar Saudarasaudara
tidak terjebak ke dalam bencana, dan
pasukan kita tidak terperangkap ke tangan musuh; kalau Saudara-saudara berada
jauh dalam
suatu ekspedisi, sayalah yang akan
menanggung keluarga yang menjadi
tanggungan Saudara-saudara.
"Bertakwalah kepada Allah,
bantulah saya mengenai tugas Saudara-saudara,
dan bantulah saya dalam tugas saya
menjalankan amar ma 'ruf
nahi munkar, dan bekalilah saya
dengan nasihat-nasihat Saudara-saudara
sehubungan dengan tugas yang
dipercayakan Allah kepada saya
demi kepentingan Saudara-saudara
sekalian. Demikianlah apa yang
sudah saya sampaikan, semoga Allah
mengampuni kita semua."
Sejarah
mencatat bahwa masa kekhalifahan Umar berkembang begitu pesat, ekspansi terjadi
yang membuat wilayah kekuasaan islam begitu luas. Banyak wilayah yang
ditaklukan pada masa kekhalifahan Umar bin Khattab.
v Berikut kemajuan
yang terjadi pada masa kekhalifahan Umar bin Khattab:
1) Kekuatan
Bizantium dikalahkan di Syiria Selatan.
2) 635
M: Damaskus direbut, dan disusul oleh beberapa kota Syiria yang lainnya.
3) 636
M: Perang Yarmuk, dekat sungai Yordan, menghancurkan sebuah pasukan militer
Bizantium yang kuat yang dipimpin oleh saudara Kaisar, yang terbunuh; setelah
itu Syiria terbuka; Damaskus direbut kembali.
4) 637
M: Perang Qâdisiyyah, dekat Hirah, menghancurkan tentara Sâsâni yang kuat yang
dikomando oleh jenderal utama Rustam yang terbunuh; Irak sebelah barat Tigris
terbuka; ibukota Sâsâni, Ctesiphon (Mada’in), Yerusalem direbut; Bashrah dan
Kufah didirikan sebagai kota-kota garnisun.
5) 640
M: Caesarea (pelabuhan dekat Palestina) akhirnya direbut, tidak ada kekuatan
Bizantium apapun yang tersisa di Syria, Mesir diserbu (berakhir tahun 639)
Khûzistân direbut.
6) 641
M: Mosul direbut; tidak ada kekuasaan Sâsâni apapun yang tersisa di sebelah
barat pegunungan Zagrosi; perang Nihavand di Zagros membuka (menaklukkan)
daerah tersebut dengan menghancurkan tentara Sâsâni yang tersisa; Babilon di
Mesir (Fusthâth/Kairo lama) direbut.
7) 642
M: skandariah direbut; Barqah (Tripolitania) disergap (642-643);
penyergapan-penyergapan ke arah pantai Makran, Iran tenggara.
v Kebijakan-kebijakan
politik dan pengaturan pemerintahan Umar bin Khattab:
1) Mengatur
seluruh strategi perluasan islam bahkan pada beberapa hal sampai dengan
strategi teknis.
2) Menegakkan
keadilan tanpa pandang bulu, menindak orang-orang yang dholim dengann tegas
(dicopot jabatannya, dll).
3) Membentuk
Hakim (Qadhi) di kota besar (Madinah, Syam, Mesir, dan Persia).
4) Membentuk
lembaga keuangan dan melakukan sensus penduduk.
5) Mengendalikan
seluruh sistem pemerintahan dengan ketat (supervise/ pengendalian ketat).
6) Menekankan
keimanan, tanggung jawab sosial diatas pribadi hidup sederhana, keteladanan
kepada seluruh wakil-wakilnya didaerah.
7) Umar
melarang memberi zakat pada muallaf.
8) Dimulai
penanggalan Hijriyah berdasarkan Hijrahnya Umat Islam, sebagai upaya penguatan
identitas muslim.
9) Talak
tiga sekali ucapan
10)
Pembagian harta ghonimah yang
tersentral & membentuk departemen keuangan.
11)
Melakukan sensus penduduk.
12)
Penghapusan nikah mut’ah
13)
Melarang mengumpulkan hadits,
kemudian membiarkannya.
v Selain
kebijakan-kebijakan yang progressif, umar juga mengendalikan islam saat itu
dengan pola kepemimpinan sosial yang baik, yakni:
1) Pola
hidup Umar yang sederhana, dan sangat mengutamakan kesejahteraan umatnya
khususnya orang fakir miskin daripada keluarganya sendiri.
2) Kasus
saudara Umar yang minta bagian maal lebih banyak, yang ditolak, karena lebih
mendahulukan muslim yang mempunyai jasa terhada islam terlebih dahulu,
berdasarkan masuknya, dan kualitas jasanya.
3) Kasus
anaknya Amr bin Ash yang menganiaya orang miskin yang kemudian dihukum dengan
keras.
4) Kasus
seorang Yahudi yang mengadu ke Umar karena rumahnya digusur oleh Amr di Mesir,
yang kemudian Amr diperingatkan oleh Umar dengan tulang yang digaris dengan
pedangnya.
5) Kasus
pembantu yang mencuri malah dibela, malah juragannya yang dihukum sebab tidak
melaksanakan haknya.
6) Kasus
anaknya Umar bin Khattab yang minum Khamr kemudia dihukum 2 kali lipat oleh
umar langsung kemudian sakit & meninggal.
7) Saat
perjalanan menuju ke Palestina gantian dengan pembantunya serta sikap Umar
melihat sambutan mewahnya Muawiyah
8) Kasus
saat paceklik Umar hidup prihatin sama seperti rakyatnya, dan senantiasa
mengontrol keadaan umatnya, bahkan pada suatu malam ada seorang ibu yang
memasak batu untuk menenangkan anaknya karena tidak punya makanan, ketika Umar
tahu hal itu, maka dia langsung turun tangan menyelesaikannya saat itu juga.
Karena takut akan pertanggung jawaban nantinya diakherat.
9) Sangat
takut akan pertanggung jawaban sebagai pemimpin di akherat, sehingga dia
benar-benar totalitas untuk membantu umatnya.
Umar
meninggal pada tahun 644 masehi pada usia sekitar 52 (ada yang mengatakan 54
dan 60) tahun, akibat luka-luka yang ditikamkan oleh Abu Lulu’ah, budak dari
Persia milik Mughirah ibn Syu’bah yang tidak puas atas keputusan Umar
menyangkut nasibnya.
Sebelum meninggal Umar bin Khattab
telah memilih 6 orang dewan Syuro’ untuk memilih penggantinya, dan mereka
dilarang memilih anaknya Umar sendiri Abdullah bin Umar. Hingga akhirnya
terpilihlah Utsman bin Affan sebagai penggantinya.
0 komentar:
Posting Komentar