Rabu, 05 Februari 2014

Aku bertaubat, karena aku manusia.



TAUBAT
          Manusia merupakan hamba Allah yang tak pernah luput dari dosa dan kesalahan. Karena pada dasarnya, melakukan kesalahan merupakan tabiat manusia. Tidak akan ada satu pun manusia di muka bumi ini, yang terlepas dari dosa dan kesalahan. Bahkan seorang Nabi ataupun Rasul pasti pernah melakukan kesalahan, namun mereka bertaubat dan memohon ampunan kepada Allah SWt.. Oleh karena itu, Allah SWt. berfirman: 
          “Dan bertaubatlah kalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman, supaya kalian beruntung.” (Q.S. An-Nuur [24]: 31)
          Di dalam ayat tersebut, Allah menyeru kepada orang-orang yang beriman untuk bertaubat dan memohon ampunan kepada-Nya. Karena hanya dengan bertaubat kepada Allah, segala dosa dan kesalahan yang kita lakukan dapat diampuni. Tidak ada cara lain bagi seorang hamba yang berdosa untuk memohon ampunan kepada Allah, selain dengan bertaubat kepada-Nya. Sehingga dengan bertaubat, kita termasuk ke dalam golongan orang-orang yang beruntung. Maka Allah menyatakan di dalam firman-Nya: 
          “Sesungguhnya bertaubat kepada Allah itu hanya (pantas) bagi orang-orang yang melakukan kejahatan karena tidak mengerti, kemudian segera bertaubat.” (Q.S. An-Nisa [4]: 17)
          Dari ayat tersebut, Allah menyampaikan bahwa hanya taubat yang pantas dilakukan oleh orang-orang yang melakukan kesalahan. Dengan kata lain, tidak ada cara lain kecuali dengan bertaubat kepada-Nya. Serta taubat tersebut, dilakukan dengan segera. Ketika kita melakukan kesalahan ataupun perbutan dosa, maka patutlah kita untuk segera mengingat Allah dan beristighfar memohon ampunan kepada-Nya.
          Rasulullah Saw. bersabda:
          “Setiap bani Adam pasti pernah melakukan kesalahan, namun sebaik-baiknya orang yang melakukan kesalahan itu, ialah yang bertaubat.” (H.R. Tirmidzi dan Ibnu Majah, kitab bulughul maram, bab akhlaq tercela no. 1505 hal. 690)
          Dalam hadits tersebut, Rasulullah Saw. mengingatkan kepada kita, bahwasanya seluruh bani Adam atau manusia itu pasti pernah melakukan kesalahan, namun dari sekian banyak orang-orang yang melakukan kesalahan, ada orang-orang terbaik dan yang paling baik disisi Allah, yaitu orang-orang yang senantiasa bertaubat kepada-Nya.
          Itulah pentingnya taubat bagi seorang hamba, karena pada hakikatnya, seorang manusia adalah tempatnya salah dan tidak akan pernah sempurna. Kita bukanlah malaikat, yang selalu tunduk, patuh, dan taat terhadap perintah Allah Swt. namun kita pun bukanlah syaithan yang selalu membangkang terhadap perintah Allah SWt. tetapi kita adalah seorang hamba yang terkadang khilaf (lupa) dan melakukan kesalahan. Maka itu, kita selaku manusia diperintahkan untuk bertaubat kepada Allah SWt.
          Allah SWt. berfirman: 
          “Hai orang-orang yang beriman. Bertaubatlah kepada Allah dengan taubat yang semurni-murninya…” (Q.S. At-Tahrim [66]: 8)
          Di dalam surat At-Tahrim ayat 8 tersebut, Allah menjelaskan bagaimana taubat yang diterima disisi Allah itu, yaitu taubat yang dilakukan dengan niat yang tulus dan murni hanya memohon ampunan kepada Allah SWt. berikrar serta berjanji untuk tidak melakukan kesalahan yang pernah dilakukan. Karena jika telah bertaubat, namun tetap mengulangi kesalahan tersebut berulang kali, maka taubat tersebut hanyalah terucap oleh lisan dan berakhir di ujung lidah saja tidak disertai dengan hati yang berserah diri kepada Allah SWt.
          Maka dari itu, kita harus memurnikan taubat kita untuk memohon ampunan kepada Allah SWt. serta berusaha untuk tidak melakukan kesalahan dan perbuatan dosa kembali. Sehingga kita menjadi manusia yang lebih baik dan lebih baik lagi setiap detiknya.
“Barang siapa yang hari ini lebih baik dari hari kemarin, maka ia adalah orang yang beruntung. Dan jika hari ini sama dengan hari kemarin, maka ia adalah orang yang rugi. Dan jika hari ini lebih buruk dari hari kemarin, maka ia adalah orang-orang yang celaka.”
Dari sabda Rasulullah Saw. tersebut, patutlah menjadi motivasi bagi kita untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi setiap harinya. Agar kita termasuk kepada golongan orang-orang yang beruntung. Bukan menjadi orang yang merugi karena hari ini yang sama dengan hari kemarin, atau malah kita menjadi orang yang celaka karena hari ini lebih buruk dari hari kemarin. Karena dengan menjadi hamba yang selalu bertaubat kepada Allah, kita berusaha untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi setiap harinya.
Betapa bahagianya Allah SWt. melihat seorang hamba yang bertaubat kepada-Nya, sebagaimana Rasululloh menggambarkan dalam sabdanya:
“Sungguh Allah lebih senang kepada taubat seorang hamba-Nya daripada senangnya seorang yang menemukan kembali untanya (berikut muatannya) setelah sebelumnya menghilang di tengah padang sahara”. (H.R. Bukhari Muslim)
Hadits tersebut menggambarkan bagaimana senangnya Allah SWt. melihat seorang hamba yang bertaubat kepada-Nya. Bahkan lebih senang daripada seorang manusia yang menemukan unta dan muatannya di padang sahara. Sungguh tak akan pernah dapat kita bayangkan, bagaimana senagnya Allah. Subhanalloh.
Sebesar apapun dosa yang pernah kita lakukan, sebanyak apapun dosa yang kita lakukan, jangan pernah berputus asa terhadap ampunan Allah SWt. ingatlah bahwa Allah adalah ghofururrahim, Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Ketika kita bertaubat dengan sebenar-benarnya, niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosa yang telah kita perbuat. Sebagaimana sabda Rasulullah Saw.:
“Sesungguhnya Allah membuka tangan-Nya di malam hari untuk menerima taubat orang yang berbuat dosa di siang hari dan membuka tangan-Nya di siang hari untuk menerima taubat orang yang berbuat dosa di malam hari. Hal seperti itu berlangsung hingga matahari terbit dari barat.” (H.R. Muslim)
Dari sabda Rasulullah Saw. tersebut, kita tahu bahwa Allah SWt. selalu membuka pintu taubat untuk orang-orang yang mau bertaubat dan memohon ampun kepada-Nya. Sehingga kita tak perlu berputus asa atas dosa-sosa yang telah kita perbuat. Dan Allah mebuka pintu taubat bagi seorang hamba itu, hingga matahari tebit dari barat, yaitu hingga kelak hari kiamat. Karena ketika itu, pintu taubat telah terkunci rapat bagi manusia.
Sebuah nasihat Ali bin Abi Thalib kepada kita, yaitu:
“Sesungguhnya hari ini adalah kesempatan untuk beramal dan bukan untuk dihisab. Di akhirat kelak adalah hari untuk dihisab, bukan untuk beramal.”
Semoga nasihat Ali bin Abi Thalib tersebut, menjadi renungan untuk kita agar senantiasa beramal dengan amalan yang terbaik. Karena kelak di akhirat seluruh amal kita di dunia akan dihisab, dan tidak ada kesempatan untuk beramal kembali. Oleh karena itu, pergunakan waktu sebaik mungkin. Bertaubatlah kepada Allah, agar kita senantiasa mendapatkan maghfiroh dari-Nya.  
Wallahu’alam bi shawab.

0 komentar:

Posting Komentar