Sabtu, 26 November 2016

Qunut Nazilah: Wujud Kepedulian terhadap sesama mukmin!



http://penaalaufa.blogspot.co.id/
Hari ini, kita menyaksikan pembantaian yang tak manusiawi, penganiayaan, dan penindasan terhadap saudara-saudara mukmin kita di Myanmar bagian barat, tepatnya di daerah Rohingnya. Tak terhitung berapa jumlah yang dibunuh secara keji, tak terhitung berapa masjid yang telah dibakar, dan tak terhitung lagi segala bentuk penindasan terhadap muslim Rohingnya. Sungguh hati kita tercabik menatap kepedihan saudara-saudara mukmin kita yang ditindas dan dianiaya dengan cara yang biadab.

            Rasulullah saw. menggambarkan, bahwa mukmin dengan mukmin yang lain itu seperti satu tubuh. Ketika salah satu bagian tubuh terluka, kesakitan, maka bagian tubuh yang lainnya pun ikut merasakan kesakitan tersebut. Rasulullah saw. bersabda:

مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِي تَوَادِّهِمْ وَتَرَاحُمِهِمْ وَتَعَاطُفِهِمْ مَثَلُ الْجَسَدِ إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ الْجَسَدِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى
Perumpamaan orang-orang mukmin dalam berkasih sayang bagaikan satu tubuh, apabila satu anggota badan merintih kesakitan maka sekujur badan akan merasakan panas dan demam” (H.R. Muslim)
Saat ada sekelompok mukmin yang tertindas, teraniaya, terdzholimi, maka tentu kita sebagai orang yang beriman akan ikut merasakan kesakitannya. Sebab hakikatnya seperti itu, persaudaraan diantara orang yang beriman, diikat oleh keimanan dan ketakwaan kepada Allah, tidak terbatas pada daerah dan tempat tinggalnya. Selama adzan masih berkumandang, shalat masih ditegakkan, dan iman masih tertanam kuat di dalam hati, maka mereka adalah saudara mukmin kita. Sehingga menyaksikan kekejaman orang-orang kafir terhadap muslim rohingnya, sudah tentu membuat hati kita sakit karenanya.
            Rasulullah saw. pun pernah merasakan duka dan kesedihan saat shahabat-shahabatnya, para hufazh dan penjaga al-Qur’an dibunuh dan dibantai dalam peristiwa bi’r ma’unnah. setidaknya 70 para ahli qurra atau ahli al-Qur’an dibunuh. Peristiwa di tahun keempat hijrah ini tentu sangat mengguratkan kesedihan dalam hati Rasulullah saw., sehingga beliau melaksanakan qunut yang hari ini kita kenal dengan qunut nazilah. Oleh sebab itu, pantas bagi kita untuk melaksanakan qunut nazilah untuk saudara-saudara mukmin kita di Rohingnya, memohonkan keselamatan dan kekuatan untuk saudara-saudara kita.
            Qunut hukumnya adalah sunnat dan dilakukan hanya pada waktu-waktu tertentu, yakni ketika adanya nazilat atau musibah yang menimpa kaum muslimin. Sebagaimana dijelaskan dalam sebuah hadits, yaitu:
قَالَ أَنَسٌ رضي الله عنه: إِنَّ النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم لَمْ يَقْنُتْ إِلَّا إِذَا دَعَا لِقَوْمٍ أَوْ دَعَا عَلَى قَوْمٍ
“Anas r.a. berkata: Nabi Saw. tidak qunut melainkan apabila hendak mendo’akan kebaikan bagi suatu kaum atau kecelakaan atas satu kaum.” (Shahih Ibn Khuzaimah 1:314 no. 620)
Qunut nazilat dilakukan pada Raka’at terakhir setelah bangkit dari ruku’, sesudah membaca sami’allahu liman hamidah pada setiap shalat fardhu. Sebagaimana dijelaskan dalam suatu hadits, yaitu:
قَنَتَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم شَهْرًا مُتَتَابِعًا فِي الظُهْرِ وَالْعَصْرِ وَالْمَغْرِبِ وَالْعِشَاءِ وَالصُّبْحِ فِي دُبُرِ كُلِّ صَلَاةِ إِذَا قَالَ سَمِعَ اللهُ لِمَن حَمِدَهُ مِنَ الرَّكَعَةِ الْأَخِيْرَةِ يَدْعُوْ عَلَيْهِمْ عَلَى حَيٍّ مِنْ بَنِي سُلَيْمٍ علَى رَعْلٍ وَذَكْوَانَ وَعُصَيَّةَ وَيُؤْمِنُ مَنْ خَلَفَهُ
“Rasulullah saw. pernah qunut satu bulan berturut-turut pada shalat dzuhur, ‘Ashar, Maghrib, ‘Isya, dan Shubuh. Pada akhir tiap-tiap shalat sesudah mengucapkan sami’allahu liman hamidah, yaitu pada rakaat yang akhir. Ia mendo’akan kecelakaan atas suatu kaum yang bernama Ra’lin, Dzakwan, dan ‘Ushayyah dari kaum Bani Sulaim; sementara makmum yang dibelakangnya meng-amin-kannya” (Musnad Ahmad ibnu Hanbal 1:301 no.2746)
            Tidak ada redaksi do’a yang khusus di dalam qunut nazilah, melainkan disesuaikan dengan keadaan dan kondisi. Seperti:
اَللَّهُمَّ اَنْجِ الْمُسْتَضْعَفِيْنَ مِنَ الْمُؤْمِنِيْنَ فِي رُوْهِنْغِيَا، اللَّهُمَّ انْصُرْ المُسْلِمِيْنَ المُسْتَضْعَفِيْنَ فِي كُلِّ مَكَانٍ، اللَّهُمَّ اشْدُدْوَطْأَتَكَ عَلَى أَعْدَاءِ الدِّيْنِ مِنَ الكَافِرِيْنَ وَالظَّالِمِيْنَ فِي رُوْهِنْغِيَا وَ فِي كُلِّ مَكَانٍ
“Ya Allah selamatkanlah kaum muslimin tertindas di Rohingnya, Ya Allah tolonglah kaum muslimin yang lemah di berbagai tempat, Ya Allah keraskanlah pijakan-Mu kepada musuh-musuh islam, orang-orang kafir dan orang-orang dzalim di Rohingnya dan di berbagai tempat”an-Mu imin tertindas di Rohingnya, Ya Allah tolonglah kaum muslimin yang lemah di berbagai tempat, [1]
Inti dari do’a diatas adalah memohon keselamatan dan pertolongan bagi kaum muslimin yang lemah dan tertindas di Rohingnya dan di berbagai tempat.
            Qunut Nazilah merupakan wujud kepedulian seorang mukmin terhadap mukmin yang lainnya, menginterpretasikan bahwa mukmin dengan mukmin bagaikan tubuh yang satu, yang saling merasakan kesakitan satu sama lain. Sehingga dianjurkan untuk seluruh mukmin melaksanakan sunnah Rasulullah saw. ini (Qunut Nazilah) selama satu bulan ke depan bagi saudara-saudara kita di Rohingnya dan di berbagai tempat. Sebab do’a adalah senjatanya orang-orang yang beriman. Sebesar apapun kekuatan musuh-musuh islam, islam memiliki Allah Yang Maha Besar.
Wallahua’lam bish shawwab.



Sumber:
1.      1. Maktabah Syamilah
2.      2. Risalah Shalat Dewan Hisbah PP. Persis


[1] Do’a Qunut yang dianjurkan untuk Muslim Rohingnya dalam Surat Edaran PP. Persatuan Islam

1 komentar: