Negeri ini, setiap 17 agustus meraya kemenangan
Katanya, kita telah menang dari penjajah
Menghirup kebebasan dan kemakmuran
Menuai keindahan, buah dari perjuangan terdahulu
Katanya negeri kita telah merdeka
Tak ada lagi penindasan
Tak ada lagi kekerasan
Dan tak ada lagi kesengsaraan
Benarkah kita telah merdeka?
Mataku menatap sudut-sudut jalanan
Berisi anak-anak tak beruntung, yang tak mengenyam
pendidikan
Tenggelam dalam kesedihan, menatap semu kemerdekaan
Benarkah kita telah merdeka?
Kedua telingaku menangkap jerit-jerit kesakitan
Manusia-manusia yang tertindas kekuasaan
Terkalahkan oleh berbagai kepentingan
Benarkah kita telah merdeka?
Tanganku masih meraba kepedihan
Manusia-manusia yang terhimpit kesengsaraan
Menatap kosong kemenangan
Pernah aku bertanya, apa kita benar-benar merdeka?
Terlepas dari penjajahan manusia
Tapi dijajah oleh kerakusan dan ketamakan
Tenggelam dalam alunan kejahatan
Jadi, apa itu merdeka?
Apa sekedar mengibar bendera?
Apa sekedar berlomba dalam lupa?
Atau merdeka sekedar ucapan bisu
Ucapan yang kosong dari makna
Tenggelam dalam ritual semata
Diperingati, tapi tak berarti
Dirayakan, tapi sisakan kepedihan
Kemenangan bukan hanya tentang merdeka dari penjajah
Tapi kemenagan adalah merdeka dari kepentingan
Terlepas dari kesengsaraan dan kepedihan
Sehingga kau tahu, sebenarnya apa itu merdeka
Sipp
BalasHapus