Senin, 19 Januari 2015

AKU Pilih “DIA”


AKU Pilih “DIA
          
  Cinta? Ah iyaaa.. satu kata penuh makna, yang kadangkala tak pernah bisa dijelaskan oleh kata-kata. Dengan satu kata itu, kadangkala hati bahagia, tetapi kadangkala hati bersedih, risau, dan galau. Ahhh, itulah cinta. Satu kata sejuta makna, memabukkan manusia tanpa ampun. Kadang tersenyum-senyum sendiri, atau bahkan menangis tersedu-sedu sendirian. Remaja dan cinta? Sulit dipisahkan..
            Sedikit lebih refresh, jika bisaanya penulis memposting tulisan berbau serius, maka kali ini penulis memposting tulisan berbau remaja, CINTA. Setiap orang pasti pernah merasakan cinta bukan? (asal jangan cinta sama sesama jenis hehehe...). fakta membuktikan, banayak diantara remaja pernah berpacaran, bahkan sedang berpacaran. Ahh, masa muda, penuh gejolak cinta membara, setidaknya itu lirik lagu dangdut yang pernah penulis dengar :D bisa jadi, para pembaca pun sekarang sedang merasakan yang namanya cinta bukan?, tak perlu malu, karena itu manusiawi.
            Banyak tayangan televisi saat ini, menampilkan “pacaran” sebagai tema utama film bukan? Rasanya, sebuah tayangan tanpa unsur itu seakan sayur tanpa garam, tak berasa, tak enak. Haha. Sifat dan nama jauh beda, tampan-tampan cucurut, 7 jalmi maung, atau yang lainnya, meski judulnnya seperti itu, tetap saja “pacaran” menjadi tema utamanya. Katanya sih. Biar rating tinggi. Tapi kerasa gak sih, anak-anak kecil juga kadang menonton tayangan itu, malah dipraktekin yang ditontonnya, nah lohhh -_-. Pernah suatu ketika penulis mengobrol dengan salah satu ibu-ibu (anggap saja mawar), katanya anaknya yang berusia sekitar 6 tahun dikirimi surat cinta oleh temannya, bahkan diajak ketemuan di taman komplek. Weleh weleh (nepuk jidat, plak), anak kecil aja udah kaya gitu, lah gimana yang gede ya?.
            Tayangan memang doktrin terkuat, bahkan anak-anak lebih hafal lagu “sakitnya tuh didieu” atau “goyang arwana” (anggap saja itu, biar namanya sedikit disensor hehe) daripada abatasa. Masya Allah, ada apa dengan zaman? Anak-anak lebih dulu dewasa dari waktunya, yang kadang buat mereka labil alias ababil alias abege labil. Jika kita diam dan menatap saja, ah sudahlah…
            Balik lagi ke masalah cinta hehe, gak bisa dipungkiri klo kata ini yang kadangkala membuat manusia buta. Bukan karena cintanya, tapi karena salah menempatkan cinta itu. Banyak orang yang ngomong “pacaran itu usaha buat nyari jodoh yang sesuai”, “pacaran itu, buat kita belajar saling mencintai dan memahami”, ah iya, beribu alasan menjamur jika kita sebut pacaran. Ada yang bilang, pacarannya islami, gak neko-neko. Pertanyaannya, emang ada ya hadits tentang pacaran? Jika iya islami, tentu berpahala dan diperintahkan rasul bukan? Lantas, yang seperti apa pacaran islami? Sungguh problematika remaja yang rumit J
            Pernah denger, “ih awet yah, longlast kalian” atau “kamu beruntung banget, punya pacar yang setia”. Geli mendengarnya hehe. Mau tidak mau, tayangan telah membuatnya seakan hal yang bisaa, lumrah, dan normal. Malah yang gak pacaran yang dianggap ga normal. Diangaap gak keren, gak laku, atau malah suka sesama jenis. Waduuuh, kacaunyaaa haha. Pahami dan rasakan, kesalahan telah menjadi sebuah kebenaran.
            Akhirnya penulis sadar, cinta bukan yang berlandaskan nafsu, tapi berlandaskan Allah. Jika cinta didasarkan pada cantik atau tampan, harta, keturunan, semuanya tak kekal, tak abadi, maka cinta pun berakhir ketika semua alasan itu telah tiada. Namun, jika cinta didasarkan pada Allah, maka cinta itu kekal, karena alasannya pun kekal. Jadi “aku cinta kamu karena Allah” itu bukan alay, tapi emang harus. Bukan cinta yang memilihnya, tapi Allah yang memilihnya untuk dicinta.
            Maka penulis katakan, Aku Pilih “DIA”. DIA, jodoh yang entah siapa dan bagaimana rupanya. Dia yang entah kapan dan bagaimana kita bertemu. Dia, misteri yang tak pernah diketahui hingga saatnya tiba. Yah, aku pilih dia. Jodoh yang tak pernah kutahu, namun pasti! aku memilih setia menantinya, menanti pendamping yang kelak bersanding bersama, mencintainya dengan halal. jadi, lebih keren yang setia sama jodohnya, jodoh yang entah siapa dan seperti apa rupanya, atau yang setia sama pacarnya? :D
(gak ada maksud nyindir loh yahhh, Cuma sekedar merefresh tulisan. Biar gak pingsan karena selalu serius haha :D)

1 komentar: