Rabu, 24 Agustus 2016

Kepemimpinan Dalam Islam



      A.    Pendahuluan
Kehidupan ibarat bahtera yang berlayar mengarungi lautan menuju dermaga atau sebuah pelabuhan. Tujuan dari kehidupan itu sendiri adalah berlabuh di dermaga kehidupan yaitu surga-Nya Allah Ta’ala, karena itulah hakikat perlabuhan kita, akhir kehidupan ini bukanlah dunia melainkan Akhirat yang kekal adanya. Seperti halnya sebuah kapal, maju atau mundurnya ditentukan oleh seorang nahkoda atau pemimpin. Ketiadaan pemimpin dalam sebuah kapal akan membuat kapal tersebut berlayar tanpa arah dan tujuan yang pasti. Sebaik apapun awak kapal, tanpa hadirnya pemimpin mereka tak akan mampu melayarkan kapal dengan maksimal.
Dalam hal apapun, kehadiran pemimpin teramat penting untuk mengomandoi laju kehidupan, agar ia terus mampu berlayar, dan berlabuh di surganya Allah. Kepemimpinan dalam Islam sangatlah penting, hingga saat seseorang berpergian dua atau tiga orang, hendaklah ia mengangkat seorang pemimpin diantara mereka. Bahkan, islam menjelaskan bahwa seseorang yang mati dengan tidak memiliki imam atau pemimpin, maka matinya bagai mati jahiliyyah.
B.     Pengertian Pemimpin
Pemimpin ialah orang yang memimpin manusia dalam menegakkan hukum (syari’at, dan syarat yang diperlukan bagi seorang pemimpin adalah bersatunya kemampuan untuk menegakkan hukum tersebut, dan setiap orang yang mampu memimpin manusia serta menjaga hukum-hukum tersebut, maka ia pemimpin Islam yang benar. (Al-Aqad dalam Ad-Dimoqratiyyah fil islam: 68)[1].
Pemimpin dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartika sebagai seseorang yang memimpin. Sedangkan kepemimpinan itu sendiri, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah cara memimpin. Dengan kata lain, kepemimpinan dalam islam adalah cara memimpin menurut islam yang sesuai dengan al-Qur’an dan As-Sunnah. Maka dari pengertian-pengertian diatas, kita dapat memahami kepemimpinan dalam islam adalah seorang pemimpin yang mampu menghidupkan nilai-nilai al-Qur’an dan as-Sunnah dalam kehidupan berjam’iyyah angotanya.
C.     Urgensi Pemimpin
Keberadaan pemimpin dalam sebuah jama’ah merupakan hal yang sangat penting. Sebab seorang pemimpinlah yang akan mengelola dan memaksimal potensi orang-orang yang berada dalam kepemimpinan. Kepemimpinan dalam sebuah jama’ah pada hakikatnya bukanlah sebuah anugerah ataupun kebangaan, melainkan ia merupakan amanah yang kelak akan dimintai pertanggungjawabannya.
Urgensi kepemimpinan dalam sebuah jama’ah terlihat dari berbagai sabda Nabi Saw.
1.      Rasulullah mengingatkan kita bahwa setiap manusia adalah seorang pemimpin. Rasulullah saw. bersabda:
كُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ الْإِمَامُ رَاعٍ وَمَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ
“Tiap-tiap kamu adalah pemimpin, dan setiap kamu akan dimintai pertanggung jawaban tentang rakyatnya, Imam itu adalah pemimpin dan akan diminta pertanggung jawaban tentang yang dipimpinnya. (H.R. Bukhari. 6:2649/6732)
2.      Rasulullah memerintahkan untuk mengangkat pemimpin diantara dua atau tiga orang yang sedang berada dalam perjalanan. Rasulullah Saw. bersabda:
إِذَاكُنْتُمْ ثَلَاثَةً فَأَمَّرُوْا عَلَيْكُمْ وَحِدًا مِنْكُمْ
“Apabila kamu bertiga, maka angkatlah salah seorang sebagai Amir” (H.R. at-Thabrani, 9:185/8915)
dengan dua hadits tersebut pun, kita memahami seberapa besar urgensi pemimpin dalam sebuah jama’ah. Bahkan dalam hadits-hadits yang lain, Rasulullah saw. hingga menekankan bahwa orang yang mati tanpa memiliki pemimpin seperti matinya seorang jahiliyyah, sebab ia tersesat dalam kesesatan karena tidak memiliki pemimpin yang ditaati.
D.    Syarat Pemimpin
1.      Ikhlas
2.      Cerdas
3.      Tawadhu
4.      Santun
5.      Berani
6.      Jujur
7.      Pemaaf
8.      Amanah
9.      Sabar
10.  Adil
11.  Lapang dada
12.  Melindungi Umat.
E.     Kesimpulan
Keberadaan pemimpin dalam islam merupakan kemestiaan adanya. Tanpa hadirnya seorang pemimpin, maka manusia ibarat terombang-ambing di tengah lautan, karena tak ada yang menuntun menuju dermaga dan pelabuhan yang sejati. Sehingga dalam islam, mereka yang dalam perjalanan dua orang atau lebih harus mengangkat salah seorang pemimpin diantara mereka. Selain itu, kepemimpinan dalam islam merupakan amanah yang akan dimintai pertanggung jawabannya atas sesuatu yang ia pimpin.
Seseorang yang diangkat pemimpin hendaknya memenuhi syarat-syarat seorang pemimpin, sehingga orang yang menjadi pemimpin adalah mereka yang mampu mengemban amanah tersebut. Jangan sampai kepemimpinan diserahkan pada yang bukan ahlinya, hingga akan melahirkan kehancuran dan kebinasaan.


[1] Panduan Hidup Berjama’ah dalam Jam’iyyah Persis, hal:46.

0 komentar:

Posting Komentar