Kehidupan ibarat bahtera yang berlayar mengarungi lautan menuju
dermaga atau sebuah pelabuhan. Tujuan dari kehidupan itu sendiri adalah
berlabuh di dermaga kehidupan yaitu surga-Nya Allah Ta’ala, karena itulah
hakikat perlabuhan kita, akhir kehidupan ini bukanlah dunia melainkan Akhirat
yang kekal adanya. Seperti halnya sebuah kapal, maju atau mundurnya ditentukan
oleh seorang nahkoda atau pemimpin. Ketiadaan pemimpin dalam sebuah kapal akan
membuat kapal tersebut berlayar tanpa arah dan tujuan yang pasti. Sebaik apapun
awak kapal, tanpa hadirnya pemimpin mereka tak akan mampu melayarkan kapal
dengan maksimal.
Dalam hal apapun, kehadiran pemimpin teramat penting untuk
mengomandoi laju kehidupan, agar ia terus mampu berlayar, dan berlabuh di
surganya Allah. Kepemimpinan dalam Islam sangatlah penting, hingga saat
seseorang berpergian dua atau tiga orang, hendaklah ia mengangkat seorang
pemimpin diantara mereka. Bahkan, islam menjelaskan bahwa seseorang yang mati
dengan tidak memiliki imam atau pemimpin, maka matinya bagai mati jahiliyyah.
B.
Pengertian
Pemimpin
Pemimpin ialah orang yang memimpin manusia dalam menegakkan hukum
(syari’at, dan syarat yang diperlukan bagi seorang pemimpin adalah bersatunya
kemampuan untuk menegakkan hukum tersebut, dan setiap orang yang mampu memimpin
manusia serta menjaga hukum-hukum tersebut, maka ia pemimpin Islam yang benar. (Al-Aqad dalam Ad-Dimoqratiyyah fil islam: 68)[1].
Pemimpin dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartika sebagai
seseorang yang memimpin. Sedangkan kepemimpinan itu sendiri, dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia adalah cara memimpin. Dengan kata lain, kepemimpinan dalam
islam adalah cara memimpin menurut islam yang sesuai dengan al-Qur’an dan
As-Sunnah. Maka dari pengertian-pengertian diatas, kita dapat memahami
kepemimpinan dalam islam adalah seorang pemimpin yang mampu menghidupkan
nilai-nilai al-Qur’an dan as-Sunnah dalam kehidupan berjam’iyyah angotanya.
C.
Urgensi
Pemimpin
Keberadaan pemimpin dalam sebuah jama’ah merupakan hal yang sangat
penting. Sebab seorang pemimpinlah yang akan mengelola dan memaksimal potensi
orang-orang yang berada dalam kepemimpinan. Kepemimpinan dalam sebuah jama’ah
pada hakikatnya bukanlah sebuah anugerah ataupun kebangaan, melainkan ia
merupakan amanah yang kelak akan dimintai pertanggungjawabannya.
Urgensi kepemimpinan dalam sebuah jama’ah terlihat dari berbagai
sabda Nabi Saw.
1.
Rasulullah
mengingatkan kita bahwa setiap manusia adalah seorang pemimpin. Rasulullah saw.
bersabda:
كُلُّكُمْ
رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ الْإِمَامُ رَاعٍ وَمَسْئُولٌ عَنْ
رَعِيَّتِهِ
“Tiap-tiap kamu
adalah pemimpin, dan setiap kamu akan dimintai pertanggung jawaban tentang
rakyatnya, Imam itu adalah pemimpin dan akan diminta pertanggung jawaban
tentang yang dipimpinnya. (H.R. Bukhari. 6:2649/6732)
2.
Rasulullah
memerintahkan untuk mengangkat pemimpin diantara dua atau tiga orang yang
sedang berada dalam perjalanan. Rasulullah Saw. bersabda:
إِذَاكُنْتُمْ
ثَلَاثَةً فَأَمَّرُوْا عَلَيْكُمْ وَحِدًا مِنْكُمْ
“Apabila kamu bertiga,
maka angkatlah salah seorang sebagai Amir” (H.R. at-Thabrani, 9:185/8915)
dengan dua hadits tersebut pun, kita
memahami seberapa besar urgensi pemimpin dalam sebuah jama’ah. Bahkan dalam
hadits-hadits yang lain, Rasulullah saw. hingga menekankan bahwa orang yang
mati tanpa memiliki pemimpin seperti matinya seorang jahiliyyah, sebab ia
tersesat dalam kesesatan karena tidak memiliki pemimpin yang ditaati.
D.
Syarat
Pemimpin
1.
Ikhlas
2.
Cerdas
3.
Tawadhu
4.
Santun
5.
Berani
6.
Jujur
7.
Pemaaf
8.
Amanah
9.
Sabar
10.
Adil
11.
Lapang
dada
12.
Melindungi
Umat.
E.
Kesimpulan
Keberadaan pemimpin dalam islam merupakan kemestiaan adanya. Tanpa
hadirnya seorang pemimpin, maka manusia ibarat terombang-ambing di tengah
lautan, karena tak ada yang menuntun menuju dermaga dan pelabuhan yang sejati.
Sehingga dalam islam, mereka yang dalam perjalanan dua orang atau lebih harus
mengangkat salah seorang pemimpin diantara mereka. Selain itu, kepemimpinan
dalam islam merupakan amanah yang akan dimintai pertanggung jawabannya atas
sesuatu yang ia pimpin.
Seseorang yang diangkat pemimpin hendaknya memenuhi syarat-syarat
seorang pemimpin, sehingga orang yang menjadi pemimpin adalah mereka yang mampu
mengemban amanah tersebut. Jangan sampai kepemimpinan diserahkan pada yang
bukan ahlinya, hingga akan melahirkan kehancuran dan kebinasaan.
0 komentar:
Posting Komentar