Oleh:
Elfa M. Ihsan Al Aufa
A. Pendahuluan
Shalat merupakan pondasi penting yang mengokohkan keislaman dan
keimanan seseorang. Karena sholat merupakan refleksi dari pribadi seseorang,
bagaimana keimanannya, bagaimana akhlaqnya, bagaimana amalnya, semua
ditampilkan melalui sholatnya. Sholat secara bahasa adalah berdo’a, sebagaimana
Firman Allah Ta’ala:
“Dan do’akanlah mereka,
sesungguhnya do’amu menentramkan mereka. Dan Allah itu Maha Mendengar lagi Maha
Mengetahui.” (Q.S. at-Taubah: 103)
Sedangkan shalat menurut syara’
ialah:
عبادة تتضمّن أقوالاوأفعالامخصوصة مفتتحة بتكبيرالله تعالى مختتمة
بالتسليم
“Ibadah
yang mengandung ucapan-ucapan dan amalan-amalan yang khusus, dimulai dengan
mengagungkan Allah ta’ala (takbir), diakhiri dengan salam.”
Maka
shalat merupakan amal ibadah yang ditentukan waktu pelaksanaannya, cara
pengerjaannya, juga bacaan yang dibaca di dalamnya. Sehingga perlu perhatian
penting terhadap shalat yang kita lakukan, apakah sudah benar bacaan yang kita
baca di dalam sholat?, sudahkah gerakan sholat sesuai dengan apa yang
diperintahkan?. Karena itu, sholat adalah cerminan diri seorang insan, ketika
sholatnya baik, maka baiklah seseorang tersebut, begitu pula sebaliknya.
Sebuah pribahasa mengatakan “tak
kenal maka tak sayang, tak sayang maka tak cinta”, kiranya kita perlu memahami
bagaimana kedudukan shalat dalam islam, sehingga kita memahami betapa
pentingnya sholat dalam menegakkan keimanan dalam diri. Pun demikian kita perlu
memahami fungsi dan peranan shalat dalam menjaga kualitas iman dan akhlaq kita,
sehingga kita menjadi hamba-hamba yang selamat dari panas api neraka. Semakin
memahami dan mengerti pentingnya sholat bagi diri, maka akan membangun rasa
cinta kita terhadap ibadah yang kita lakukan. Sehingga cerminan diri
menampilkan citra yang baik, sebagaimana baiknya sholat yang dikerjakan.
B.
Kedudukan Shalat dalam Islam
Islam ibarat sebuah bangunan yang terdiri dari pondasi, tiang,
tembok, genting, dan lainnya yang membuat islam menjadi bangunan yang kokoh. Setiap bagian dari bangunan
tersebut memiliki kedudukan yang penting, karena ketika hilang salah satunya,
maka bangunan tersebut bukanlah bangunan yang kokoh lagi, juga bukan bangunan yang
utuh lagi. Di dalam sebuah hadits riwayat bukhari muslim dijelaskan bahwa islam
dibangun atas 5, yaitu: syahadat, sholat, zakat, haji, dan shaum romadon[1].
Kelimanya (dikenal dengan rukun islam) merupakan bagian-bagian penting yang
membangun dan mengokohkan islam. Tidak bisa dilepaskan satu sama lain. Dari
hadits tersebut, kita dapat memahami dan mengerti bagaimana pentingnya
kedudukan shalat didalam islam, sebagai bagian yang mengokohkan islam itu
sendiri.
Rasulullah saw. bersabda:
رأس هذاالأمر الإسلام وعموده الصلاة
“Pokok urusan (agama) ini adalah islam dan tiangnya adalah shalat…”[2]
Sholat pun merupakan amalan yang paling pertama akan dihisab di
yaumil akhir, sehingga pantas jika dikatakan bahwa shalat adalah cerminan diri
seorang insan. Rasulullah Saw. bersabda:
اوّل ما يحاسب عليه العبد يوم القيامة الصّلاة فإن صلحت صلح سائر عمله
وإن فسدت فسد سائر عمله
“yang mula-mula dihisab dari seorang hamba pada hari kiamat adalah
sholat. Jika sholatnya beres, maka bereslah seluruh amalnya. Dan jika shalatnya
rusak, maka rusaklah seluruh amalnya.”[3]
Penjelasan diatas, memberikan kita pemahaman bahwa kedudukan shalat
dalam islam amatlah penting, sehingga shalat tidak bisa disepelekan dan
ditinggalkan begitu saja. Karena jika demikian, maka kita membiarkan keislaman
kita rapuh. Islam tidak akan pernah maju tanpa shalat yang baik dan sesuai
dengan perintah Allah Swt.
C.
Fungsi Shalat
Ibadah shalat tentunya bukan hanya sekedar bacaan, bukan hanya
sekedar gerakan, juga bukan ibadah yang sekedarnya. Ibadah shalat seharusnya
memberikan bekas kepada para pelakunya, yang artinya sholat merupakan proses
perbaikan diri menuju insan yang lebih baik. Jika shalat hanya sekedar shalat,
maka shalat hanya sekedar ritual harian yang dilakukan manusia, tanpa
memberikan bekas yang baik bagi yang mengerjakannya. Pada akhirnya, shalat
hanya sekedar menggugurkan kewajiban, tapi tak memberi kebaikan.
Allah Swt. berfirman:
إنّ الصّلاة تنهى عن الفحشاء والمنكر ولذكرالله أكبر
“Sesungguhnya shalat itu
mencegah dari perbuatan keji dan munkar. dan sungguh (shalat) mengingat Allah
(dzikir) yang paling utama.” (Q.S. al-‘Ankabut: 45)
Dari firman Allah tersebut, kita memahami urgensi dan fungsi dari shalat itu untuk mengontrol diri
dari perbuatan maksiat. Shalat mencegah kita dari perbuatan yang dibenci oleh
Allah Swt. maka pantas jika ibadah shalat ini merupakan ibadah yang tidak bisa
ditinggalkan. Jika tidak mampu shalat dalam keadaan berdiri, maka dibolehkan
dalam keadaan duduk. Jika tidak bisa sholat dalam keadaan duduk, maka
diperbolehkan dalam keadaan berbaring, dan jika tidak mampu, maka diperbolehkan
dengan isyarat. Demikian betapa penting fungsi shalat itu, sehingga tidak ada
celah bagi kita untuk meninggalkan perkara ibadah yang paling utama ini.
Saat shalat kita tidak membuat kita berhenti melakukan maksiat,
maka ada yang salah dengan shalat kita. Apakah kita shalat sebagai bentuk
kewajiban kepada Allah dengan hati yang ikhlas ataukah shalat kita hanya
sekedar menggugurkan kewajiban kita kepada Allah?. Karena jika shalat hanya
sekedar shalat, maka para koruptor pun shalat.
D.
Kesimpulan
Penjelesan-penjelasan diatas, seyogyanya membuat kita sadar
mengenai urgensi sholat. Kita tidak akan pernah mampu membangun islam yang
kokoh dan kuat, jika shalat sebagai pondasinya saja rapuh. Hakikatnya, shalat
adalah proses perbaikan diri, yang sekaligus akan membangun peradaban umat yang
baik, karena shalatnya yang baik pula. Maka jangan pernah bermimpi membangun
kekuatan daulah islamiyyah yang kuat, jika muslim sebagai para pengisinya tidak
memiliki pondasi islam yang kokoh yaitu shalat. Hari ini, kita menyaksikan
kemaksiatan semakin merajalela, korupsi dimana-mana, kejahatan disetiap sendi
kehidupan, belum lagi masalah moral dan akhlaq bangsa yang entah sudah hilang
kemana. Maka satu hal yang perlu kita pertanyakan pada diri kita, sejauh mana
fungsi shalat itu bagi diri kita? Dan sudah seperti apakah shalatnya muslim
hari ini?.
Apa yang terjadi hari ini, adalah cerminan dari ibadah umat hari
ini. Saat shalat hanya ibadah sekedarnya, maka kita akan melihat realitas
kualitas umat yang sekedarnya. Karena shalat, adalah cerminan diri seorang
manusia. Wallahua’lam bi shawab.
0 komentar:
Posting Komentar