Hiduplah Untuk Mati!
Setiap apa yang dimulai pasti akan berakhir, ketika ada garis awal, maka tentu akan ada garis akhir. seperti halnya perlombaan marathon, berlari dari garis start dan berhenti di garis finish, tidak berlari terus menerus, melainkan berlari dengan satu tujuan yaitu mencapai garis finish. Garis akhir saat seorang pelari tak usah lagi berlari. Saat dimana pelari tertawa bangga karena juara, namun terkadang adapula pelari yang murung dan bersedih karena kalah.
Kehidupan dunia pun begitu, tidak kekal, juga tidak
abadi. Kesenangan, kesedihan, musibah, dan ujian seluruhnya akan berakhir,
berakhir saat Allah tuliskan kematian untuk kita. Mau apa kita? Apa yang akan
kita lakukan saat Allah mengutus malaikatNya untuk menjemput ruh kita,
memisahkannya dari jasad?. Akankah kita berlari? Bersembunyi ke ujung bumi? Menutup
diri dari sang Ilahi? Tak Mungkin!. Niscaya sebuah hal yang mustahil saat kita
berharap mampu berlari dari mati. Tetapi yang terpenting apakah kita akan
tertawa bahagia seperti pelari juara saat Allah menjemput dengan kematian, atau
malah murung dan bersedih seperti pelari yang kalah.